Tiga belas alasan mengapa memilih berinvestasi di property dari Joe Hartanto ini dikutip dari
e-book beliau Property Cash Machine. Tujuh diantaranya telah di posting beberapa hari lalu.
8. Mendapat uang tanpa menjual
Hanya sedikit jenis investasi yang bisa seperti ini.
Selain dengan menyewakan atau menjadikannya sebagai tempat usaha, Anda bisa
menikmati hal ini dengan cukup melakukan refinancing. Refinancing atau
pendanaan ulang pernah saya lakukan atas rumah tinggal saya untuk mendapatkan
modal tambahan membuka sebuah bisnis. Dan dari bisnis itu, saya berhasil
menciptakan cash flow positif.
9. Tidak menyita waktu
Suatu hari teman saya panik. Saya bingung melihatnya.
Ternyata, nilai indeks saham di Amerika semalam anjlok. Hal itu jelas
mempengaruhi saham yang ia miliki. Ia kemudian terbenam dalam utak-atik saham
bersama pialangnya seharian. Katanya, hal itu tidak hanya terjadi pada hari itu
saja, tetapi sudah berkalikali. Akibatnya, setiap ada informasi negatif, ia
harus siap-siap.
Selama ini, investasi di surat berharga, seperti saham,
dianggap tidak menyita waktu. Namun, bukti di atas berkata lain. Ini berbeda
dengan investasi di properti. Kita sebagai pemilik properti tidak perlu panik
seperti teman saya itu. Dalam melaksanakan kegiatan rutin, kita bisa
mempekerjakan orang lain.
Nilai properti tidak pernah anjlok dalam hitungan detik
sehingga kita bisa lebih tenang menjalani hidup. Saya punya beberapa rumah
sewaan, tetapi jarang menengoknya. Yang paling sering saya tengok justru
rekening di bank, tempat para penyewa mentransfer biaya sewa. Otomatis
investasi properti tidak menyita waktu.
10. Nilainya naik terus secara konsisten
Anda tidak perlu khawatir bahwa nilai properti Anda
tiba-tiba dalam hitungan hari atau bulan menyusut sangat jauh, sampai tinggal
25 persen atau bahkan 10 persen dari nilai saat Anda membelinya.
Seandainya properti yang Anda beli Anda diamkan saja,
tidak Anda renovasi, atau tidak Anda tambahi apa pun, nilainya pada 10 tahun kemudian
pasti tetap naik berlipatlipat.
11. Sarana penghematan pajak yang legal dan menguntungkan
Secara pembukuan, nilai bangunan sebuah property bisa
“disusutkan” setiap tahun. Di sini, yang disusutkan hanyalah nilai bukunya,
tetapi nilai sesungguhnya tidak pernah susut, kecuali bangunan itu tidak
terawatt dan mau roboh. Nilai penyusutan tersebut bias dimasukkan sebagai biaya
yang akan mengurangi tingkat keuntungan usaha Anda sebelum terkena pajak.
12. Bank sangat suka dengan pinjaman investasi properti
Bank tahu persis bahwa risiko investasi properti jauh
lebih rendah daripada jenis investasi lainnya. Ini terbukti dengan lebih
rendahnya bunga kredit property dibandingkan dengan kredit lainnya. Jangka
waktupinjamannya pun jauh lebih panjang.
13. Orang kaya berinvestasi di properti
Selain berbisnis di bidang usahanya, mereka juga
berinvestasi di sektor properti. Bahkan mereka yang dikenal sebagai pengusaha
di bidang non-properti ternyata bidang usaha sesungguhnya adalah investasi
properti. Salah satu contohnya adalah Ray Kroc, pemilik McDonald. Jaringan
franchise asal Amerika ini memang menjajakan makanan cepat saji. Namun, di
balik itu, ternyata perusahaan itu justru berinvestasi di properti.
Dalam bukunya, Ray Kroc menyebutkan bahwa perusahaannya
bukanlah penjual hamburger, melainkan perusahaan investasi real estat.
Perusahaannya tidak hanya mendapatkan uang dari franchise fee dan royalti,
melainkan juga dari menyewakan aset property kepada para franchisee-nya. Dari
ribuan outlet McDonald, sebagian adalah aset milik perusahaan franchise itu
sendiri, dan dari sejumlah outlet itu uang sewa mengalir ke kas setiap bulan.
Belum lagi capital gain atau kenaikan nilai propertinya.
Joe Hartanto
Entrepreneur, Investor, Trainer